Tab Menu Calya Chesta

Minggu, 07 September 2014

Asyiknya Berjalan-Jalan Menggunakan Busway Trans Jakarta

Jakarta di siang hari sangat panas dan banyak kemacetan lalulintas. Jika Anda berkeliling Jakarta menggunakan kendaraan pribadi, sangat sulit dan tidak mengasyikan karena macet. Agar terhindar dari macet Anda bisa menggunakan busway Trans Jakarta karena ada jalur khusus busway. Asyik sekali menggunakan busway Trans Jakarta, sangat nyaman, melihat pemandangan dengan seru, dan perjalanan lancar tanpa hambatan.

Asyiknya Berjalan-Jalan Menggunakan Busway Trans Jakarta

Berangkat dari rumah Paman ke halte busway Cawang Otista dengan berjalan kaki menempuh waktu kurang lebih lima belas menit. Setiba di halte, aku menanyakan jalur menuju tempat wisata salah satunya Monas kepada petugas halte. Menggunakan jurusan menuju Harmoni Central. Di dalam bus tidaklah panas karena ber-AC, suasana juga nyaman, bersih, dan juga tidak boleh makan/minum dan merokok karena mengganggu penumpang lain dan mengotori ruangan. Busnya gede dan dua bus dijadikan satu. Ruang yang depan khusus Wanita dan ruang belakang untuk Pria dan Wanita, penumpang juga tidak boleh berdiri di depan pintu karena mengganggu penumpang yang masuk maupun turun. Selama perjalanan di kanan kiri macet dan bus itu waktu ada lampu merah berhenti seperti kendaraan biasa.

Perjalanan menuju Harmoni Central melewati JL. Otista kemudian menuju ke Terminal Kampung Melayu. Bus Trans Jakarta jurusan Harmoni Central terus melaju melewati JL. Jatinegara Barat, Jl. Matraman Raya, Jl. Salemba Raya, Jl. Kramat Raya, hingga ke Jl. Pasar Senen. Dari Jl. Pasar Senen ke Jl. Gunung Sahari Raya. Busway Trans Jakarta mengambil jalan ke kiri menyusuri Jl. Dr. Sutomo, Jl. Ir. H. Juanda dan akhirnya sampai di halte busway Trans Jakarta Harmoni Central.

Kami melanjutkan perjalanan dari Harmoni Central dan berhenti di halte Monas. Kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki ke tempat wisata Monas. Di Monas berfoto-foto, menikmati udara segar dalam taman di kawasan Monas. Aku melihat serenteng pedagang kaki lima dan kami langsung makan-makan. Kami makan nasi goreng satu piring dan es teh tiga gelas dengan harga empat puluh ribu rupiah(Rp. 40.000).

Karena terburu-buru kami hanya beberapa saat berada di Monas dan segera pulang menggunakan busway Trans Jakarta. Waktu sampai halte kami ditawarkan untuk membeli e-tiket, tetapi harganya sangat mahal karena bisa di isi ulang saldonya, bisa untuk belanja di Alfamart, bisa digunakan untuk naik Trans Jakarta tanpa kartu sobek. Harga e-tiket itu empat puluh ribu rupiah.
Di salah satu halte ada jalur busway yang rusak padahal kami pulang lewat jalur itu. Kami kemudian bertanya kepada petugas, “kalau ingin ke JL. Otoiskandardinata melewati jalur mana?” Akhirnya kami harus memutar rute dan berhenti satu halte lagi di depan. Suasana di dalam bus sangatlah panas karena tidak ada tempat duduk yang kosong, hampir semua penumpang berdiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar